Gunung Raja Paksi (GPR) adalah perusahaan yang disegani di industri baja Indonesia. GRP mengalami perkembangan pesat setelah Kimin Tanoto ditunjuk sebagai Dewan Komisaris pada tahun 2019. Kemajuan perusahaan tak lepas dari sosok pengusaha dan pemimpin bisnis visioner yang satu ini.
Sepak terjangnya dalam industri baja dan bahan bangunan mempengaruhi metode pendekatan Kimin Tanoto dalam pola kepemimpinannya. Selepas menyelesaikan studi di Cornell University di Amerika Serikat, Kimin Tanoto lantas menerapkan inovasi dengan perpaduan ilmu Timur dan Barat.
Hasilnya cukup mengesankan, kurang dari jangka waktu satu dekade, Kimin berhasil mentransformasi perusahaan keluarga menjadi salah satu perusahaan baja terbesar di Asia Tenggara yang dikelola secara vertikal dan profesional.
Berkat pencapaiannya yang luar biasa di industri baja dalam negeri, Kimin Tanoto lantas dipercaya sebagai wakil ketua organisasi Indonesian Iron and Steel Association (IISIA).
[[H-1]] Awal Perjalanan untuk Bisnis yang Berkelanjutan
Who is Kimin Tanoto? Di awal perjalanannya, Kimin Tanoto sudah diamanatkan sebagai penghubung antar pengusaha. Selepas menyelesaikan studinya dari Cornell University, Kimin Tanoto menempati posisi pengelola komunikasi di antara para pemangku kepentingan pada tahun 1995. Seiring perkembangannya, Kimin sering terlibat brainstorming untuk regulasi masa depan antara pemerintah dan pelaku industri. Ia membimbing organisasi sekaligus membantu para pengusaha memahami prinsip-prinsip dan regulasi investasi di Indonesia.
Sampai pada saatnya ia berkesempatan memimpin transformasi perusahaan menuju babak baru, jaringan bisnis yang luas di dalam dan luar negeri turut mempermudah upayanya dalam meraih peluang-peluang emas dalam berinvestasi di Asia dan berbagai negara di dunia. Di samping itu, Kimin Tanoto juga menyimpan motivasi untuk menciptakan konsep industri “hijau” bagi perusahaannya yang menangani urusan konstruksi dan manajemen aset.
Pria berusia 47 tahun ini meyakini perusahaan yang bergerak di industri konstruksi harus mengambil tindakan nyata dan tanggung jawab dalam pelestarian lingkungan. Oleh sebabnya, ia mengajak perusahaan-perusahaan lain untuk turut berkontribusi dalam mencapai target 0% emisi. Dengan menerapkan sejumlah regulasi dan kerjasama dengan beberapa pihak, Kimin Tanoto optimis proses manufaktur di masa depan bisa berjalan harmonis dengan lingkungan.
[[H-1]] Transformasi “Hijau” di Badan Perusahaan
Transformasi yang dituju tertuang dalam rancangan “strategi hijau” dan ramah lingkungan. Untuk mewujudkannya, GRP berinvestasi pada pembangunan pabrik coke terintegrasi (integrated coke plant) dan smelter nikel.
Coke adalah salah satu bahan baku untuk menghasilkan logam cair yang multifungsi. Ia bisa digunakan sebagai sumber energi, unsur reduktan (hasil oksidasi yang mengurangi unsur lain), carburization agent (memberi tambahan kekuatan pada baja), dan sebagainya. Penggunaan coke ini kelak menghasilkan suhu panas tinggi namun lebih sedikit asap dibanding batu bara.
Coke sebagai by-product juga tergolong sangat menjanjikan untuk utilisasi energi alternatif dalam industri pada paruh kedua abad ini. Untuk transformasi digital yang digandrungi saat ini, Kimin Tanoto beserta jajarannya di GRP juga tengah melakukan perubahan besar-besaran dengan menggandeng dua raksasa di bidang TI, IBM dan SAP, dalam kerangka intelligent enterprise yang akan mendukung interaksi lebih efisien, efektif, dan transparan dengan pelanggan dan supply chain.
Selain daripada itu, transformasi juga dilakukan dalam aspek-aspek lain, semisal optimalisasi operasional pabrik, manajemen keuangan, dan SDM. Perencanaan bisnis kelak akan berjalan lebih komprehensif dengan proses data managing yang lebih baik, sehingga informasi yang dihasilkan akan lebih akurat dan relevan.