Entah sudah berapa kali, saya mendengar, membaca dan menyaksikan episode rumah tangga yang harus berakhir karena hadirnya orang ketiga.
Dan entah sudah berapa kali pula, saya mendengar caci maki dan tudingan hina, yang semuanya dan semata-mata ditujukan pada wanita yang menjadi orang ketiga.
Tidak. Saya tidak sedang membela para wanita perusak rumah tangga. Saya tahu, saya sadar, banyak wanita yang tidak peduli dengan kebahagiaan rumah tangga orang lain saat cinta berbalut nafsu membutakan mata hatinya.
Namun....terkadang saya heran dan juga gusar. Kenapa sang lelaki selalu bebas dari segala tuding dan cela? Padahal....dalam sebuah hubungan terlarang, ada dua pihak yang terlibat, dan tidak jarang, puncanya justru dari sisi sang lelaki.
Dan...ketika begitu banyak nasehat, untaian kalimat bahkan selaksa hujat, kepada para wanita untuk tidak berkhalwat, tidak sembarang curhat, tidak jatuh dalam pesona sesaat, apalagi sampai terperangkap dalam asmara sesat, perkenankanlah diri ini menguntai kalimat ...
untukmu para lelaki ...
Maaf, ini bukanlah nasehat, hanya sekadar pengingat...agar kau pun mengerti bahwa tak ada asap yang membubung tanpa api :
Wahai para lelaki yang selalu bersikap ramah, beruntunglah kalian, karena kalian dikelilingi banyak teman, populer dalam pergaulan.
Tetapi, janganlah lupa, keramahanmu ada batasnya, apalagi pada mereka yang berlawanan jenisnya. Mereka yang gampang tersentuh oleh keramahan. Terbuai pada kelembutan.
Wahai para lelaki yang kerap mengobral perhatian, berbahagialah kalian, berbahagia jugalah mereka yang menjadi orang terdekatmu dan mendapat perhatianmu.
Tetapi, perhatianmu itu, tolong... janganlah salah alamat. Karena mereka...terlebih-lebih dirinya yang kekurangan perhatian, merasa nyaman saat kau memberinya. Bahkan hanya dengan kau menyediakan telinga untuk curhatnya atau meladeni pembicaraan tak penting darinya.
Wahai para lelaki ...yang entah atas dasar apa hingga kau tergoda (atau coba-coba menggoda), kau mungkin bisa lepas dari cemoohan dunia, dan segala kesalahan akan ditimpakan sepenuhnya pada dia yang menggoda atau membuatmu tergoda.
Tetapi, janganlah lupa, hati milik cinta sejatimu yang telah tersakiti akan terluka selamanya. Begitupun sepotong hati yang lain .....yang atas khilafnya menyimpan namamu didalamnya.
Dan luka yang dalam, akan menjadi bibit subur untuk tumbuhnya dendam. Kata maaf mungkin akan kau dapatkan, tetapi namamu akan selalu tertoreh dalam ingatan kelam.
Wahai para lelaki yang dianugerahiNya nafsu dan cinta....jangan biarkan syaitan mendorongmu untuk penuhi hasratmu atas nama cinta, kepadanya yang bahkan terlarang untuk kau angankan.
Semoga kau mengerti...bahwa cinta yang suci tetaplah harus dijaga karena Allah. Dan setianya cinta bukan garansi untuk hati tak berpaling arah.
5 Des 2018
*surat yang terinspirasi dari ngobrol-ngobrol di kantin bareng officemate.